Populer

Senin, 08 Oktober 2018

Syarah Tarjih Muhammadiyah (iman kepada malaikat)






Oleh Zulkarnain Elmadury

Malaikat (bahasa Arab: ملاءكة malāʾikah; tunggal: ملاك atau مَلَكْ malāk) adalah makhluk yang memiliki kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.

Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak (ملك) yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah” yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan ar-rasul.
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, _*“Malaikat diciptakan dari cahaya arsy, dan jin diciptakan dari nyala api, dan adam dari apa yang sudah diceritakan kepada kalian”*_

_*Jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang mengetahui selain Allah ta’ala5. Allah ta’ala berfirman, “dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhan mu melainkan dia sendiri”*_ (Qs. Al Muddatsir: 31).

Menunjukan kepada banyaknya jumlah malaikat, adalah apa yang dikatakan jibril Alaihi Salam ketika ditanya oleh Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (dalam peristiwa isro) tentang baitul ma’mur6, “Ini adalah baitul Ma’mur sholat didalamnya tiap hari tujuh puluh ribu malaikat, tidak kembali lagi malaikat terakhir dari mereka”7. Maksudnya tujuh puluh ribu malaikat yang sholat setiap hari berbeda beda.
Beriman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua, yang menjadi wajib hukumnya bagi seorang mukmin mengakui malaikat bagian dari makhluk Allah yang mendapatkan tugas tugas suci dari Allah subhanahu wa ta'ala. Berdasarkan ketentuan-ketentuan untuk malaikat yang digariskan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Di dalam Tarjih Muhammadiyah ada Matan iman kepada malaikat sebagaimana berikut ini.

الإِيمَانُ بِالمَلَائَِكَةِ
يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نُؤْمِنَ بِأَنَّ اللهَ تَعَالَى مَلاَئِكَةً اُوْلِى أََجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ (19)  

*IMAN KEPADA MALAIKAT*
*Kita wajib percaya, Allah itu mempunyai malaikat yang bersayap, ada yang dua, ada yang tiga dan ada yang empat (19).

(19) الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ  (فاطر: 1).
(19) “Segala Puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan yang bersayap, ada yang dua, tiga dan ada yang empat”(Fathir:1).
==================================
وَأَنَّهُمْ عِبَادٌ مُكْرَمُوْنَ لاَ يَعْصُوْنَ اللهََ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (20)

*Dan mereka adalah hamba Allah yang dimuliakan yang tidak pernah menentang perintah-Nya dan mereka senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan (20).*

(20) بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ. لا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُون َ (27) (الانبياء 26-27).
(20) “Bahkan para Malaikat itu hamba yang di muliakan (terhormat) yang tidak mendahului firman Allah, sedang mereka selalu mengerjakan perintah-Nya.”(Anbiya’:26-27).

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التّحريم: 6)
“Wahai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya adalah para Malaikat yang kasar, yang keras dan yang tidak pernah menentang perintah Allah, dan mereka senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Tahrim:6).
===============================
وَلاَ يَأْكُلُوْنَ وَلاَ يَشْرَبُوْنَ (21) .
*Mereka tidak makan dan tidak minum (21).*

(21) فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لاَ تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوْا لاَ تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوْطٍ (الهود: 70)
(21) “Maka ketika Nabi Ibrahim melihat tangan malaikat tidak menjamah hidangan, yang memandang aneh dan merasa takut, berkatalah para Malaikat: Janganlah kamu Takut, sesungguhnya kami diutus untuk menghadapi kaum Luth”. (Hud:70).
==========//================
وَلاَ يَتَزَوَّجُوْنَ وَلاَ يَنَامُوْنَ (22)
*Tidak menikah dan tidak tidur (22).*
(22) يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ (الانبياء: 20)
“Sepanjang masa tiada putus-putusnya mereka mensucikan Tuhan.” (Anbiya:20).
أَفَأَصْفَاكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِيْنَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلائِكَةِ إِنَاثًا إِنَّكُمْ لَتَقُوْلُوْنَ قَوْلًا عَظِيْمًا (الاسراء: 40)
“Adakah Tuhanmu telah memilih kamu sekalian sebagai anak laki-laki dan menjadikan anak perempuan kepada para Malaikat ?”Sesungguhnya kamu telah mengatakan ucapan yang besar (dosanya). (isra’: 40).
==========================
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَ يَفْتَرُوْنَ (23)
*Dan sepanjang masa tidak putus-putusnya mereka mensucikan Tuhan (23).*
(23) يُسَبِّحُوْنَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَ يَفْتُرُوْنَ (الانبياء: 20)

(23) “Sepanjang masa tiada putus-putusnya mereka mensucikan Tuhan.” (Anbiya’:20)
==============================
وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنهُم مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ (24)
*Dan masing-masing dari mereka mempunyai kedudukan atau tugas tertentu (24).*

(24) وَمَا مِنَّا إِلاَّ لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ (الصّافّات: 164)
(24) “Dan tidak ada daripada kami (Malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu”. (Shaffat:164).
===============================

فَمِنهُمْ حَمَلَةُ الْعَرْشِ (25)
*Ada yang memikul Arsy tuhan (25)*

(25) وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ ( الحاقة: 17)
(25) “Dan pada hari itu ada delapan Malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas mereka.” (Haqqah: 17).
======/==================
وَمِنهُمْ سَفَرَةٌ  (26)

*ada yang menjadi utusan (26),*

(26) فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ. مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ. بِأَيْدِي سَفَرَةٍ. كِرَامٍ بَرَرَةٍ (عبس: 13-15).
(26) “Di dalam lembaran-lembaran yang dimuliakan, dijunjung dan disucikan, di tangan para utusan (Malaikat) yang mulia lagi berbakti.”(Abasa:13-16).
====================
كَجِبْرِيْلَ (27)

*seperti Jibril (27),*

(27) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ اْلأَمِيْنُ. عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (الشعراء:  193-194)

(27) “Al-Qur’an dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril), kepada hatimu agar kamu menjadi golongan orang yang menyampaikan peringatan”. (Syu’ara:193-194)
=======================
وَمِيْكَائِيْلَ (28) 

*dan Mikail (28)*

(28) مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلاَ ئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيْلَ وَمِيْكَالَ فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِيْنَ (البقرة: 9

(28) “Barang siapa memusuhi Allah, Malaikat-malaikat-Nya, utusan-utusan-Nya serta Jibril dan Mikail, maka Allah akan memusuhi orang-orang kafir”. (Baqarah:98).

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ….وَاَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيْلُ وَهَذَا مِكَائِيلَ…. (رَوَاهُ البُخَارِى). (رِيَاضُ الصَّالِحِيْنَ صَفْحَة 507).

“Hadist dari samurah bin Jundub: “Adapun rumah ini adalah rumahnya para syuhada’ dan aku adalah Jibril dan ini Adalah Mikail”……dan seterusnya. (diriwayatkan oleh bukhari, tersebut dalam kitab Riyadlus Shalihin, Halaman 507).
===========================
وَمِنهُمْ حَفَظَةٌ وَمِنهُمْ كَتَبَةٌ (29)

*dan ada yang mengamati serta mencatat (amal manusia) (29).*

(29) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ. كِرَامًا كَاتِبِيْنَ. يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ (الانفطار: 10-12)

(29) “Sungguh di atasmu itu ada pengawas (Malaikat) yang mulia yang selalu mencatat, mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan (Infithar:10-12).
=========================
وَلاَ يَجُوْزُ لَنَا أَنْ نَصِفَ مَلاَئِكَةَ إِلاَّ بِمَا وَرَدَ عَنِ الشَّرْعِ (31)
*Kita tidak boleh menggambarkan tentang malaikat kecuali dengan apa yang diterangkan oleh syara’ (30 -31).*

(30) وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً. ( الاسراء: 36).
(30) “Jangan engkau mengikuti apa-apa yang tidak kamu ketahui, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu kesemuanya akan ditanyai.”(Isra’:36).


Malaikat dikenal juga dengan nama jundullah tentara tentara Allah yang bertebaran di langit dan di bumi, atau pasukan Allah subhanahu wa ta'ala yang taat dan patuh melaksanakan perintahnya dengan penuh pengabdian tanpa sedikitpun keluh kesah terhadap perintahnya. Tentang jundullah ini banyak hadis menyebutkan

وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ . لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ . لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ . عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ

Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.  (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS. Al-Muddatsir: 27 – 30)
Ketika turun ayat ini, Abu Jahal bekomentar,

أما لمحمد من الجنود إلا تسعة عشر

“Muhammad tidak memiliki pasukan kecuali 19 orang.”
Menanggapi ucapan lancang ini, Allah menurunkan ayat berikutnya yang menceritakan penjaga neraka. Di akhir ayat Allah menegaskan,

وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ

“Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan Tuhanmu kecuali Dia. Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Muddatsir: 31).

Ketika menafsirkan ayat ini, Al-Qurthubi mengatakan,

وما يدري عدد ملائكة ربك الذين خلقهم لتعذيب أهل النار إلا هو أي إلا الله جل ثناؤه

Tidak ada yang tahu jumlah Malaikat Tuhanmu, yang Dia ciptakan untuk menyiksa penghuni neraka kecuali Dia, yaitu Allah Ta’ala. (Tafsir Al-Qurthubi, 19/82).

*Apakah malaikat berjasad?*
Nash-nash yang ada menunjukan bahwa malaikat memiliki jasad  ( _Muhammad bin Ibrohim Al Hamd, hal. 270 dan Muhammad Sholih Utsaimin hal. 49)_

Bahkan jasad mereka sangat besar, meskipun berbeda beda. Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menceritakan bagaimana besarnya malaikat pemikul Arsy, “aku diizinkan untuk menceritakan salah satu malaikat Allah, yaitu malaikat pemikul Arsy, sesungguhnya antara cuping telinga dan pundaknya sejauh perjalanan tujuh ratus tahun” ( _Sohih Sunan Abu Dawud No. 9353_ )

Mereka juga memiliki sayap. Meskipun berbeda beda jumlah sayapnya. Di antara mereka ada yang memiliki dua sayap, tiga atau empat sayap, bahkan ada yang memiliki enam ratus sayap sebagaimana malaikat Jibril. Allah ta’ala berfirman, “Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat…” (Qs. Fathir: 1).

Mengenai malaikat jibril, Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melihat dalam bentuk aslinya selama dua kali. Yang pertama ketika di abthah, ( _Suatu tempat di antara mekah dan mina, lebih dekat ke mina_ .)
Rosulullah melihat Jibril menampakan dirinya dalam bentuk aslinya, dengan enam ratus sayap yang menutupi ufuk. Yang kedua adalah ketika Rosulullah Shallallahu ‘alaihi 
Wasallam dinaikan ke langit pada malam Mi’roj ( _Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (2/107) dengan sanad yang sohih)_

Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha” (Qs. An Najm 13-14) Adapun selebihnya, Malaikat Jibril lebih sering datang dalam bentuk seorang sahabat bernama Dihyatul Kalbii , ( *Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (2/107) dengan sanad yang sohih)*
atau terkadang dalam bentuk seorang laki laki asing yang tidak dikenal (Hafidz Al Hakimi, hal. 810)
Malaikat juga memiliki akal tapi tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana manusia (Ibn Abil Izz hal. 173)
Karena jika tidak memiliki akal, tidak mungkin Allah memuji mereka dengan menyebutkan sifat mereka, “tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Qs. At Tahrim : 6)
Namun meskipun malaikat memiliki jasad, mereka tidak membutuhkan makan dan minum sebagaimana manusia
(Dr. Sulaiman Al Asyqor, ‘Alamul Malaikat, hal. 18)
Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Ibrohim yang didatangi oleh malaikat yang menyerupai manusia. ketika dihidangkan makanan kepada mereka, mereka tidak mau menyentuhnya. ( _Lihat kisah ini dalam Qs. Ad Dzariyat : 24-28 dan tafsirnya dalam tafsir Ibnu Katsir._ )

Sebagai muslim yang beriman sudah pasti kita hanya beriman kepada malaikat Allah yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala mengurus makhlukNya, karena ketentuan beriman kepada malaikat bagian dari perintah Allah, adalah menjadi kewajiban bagi kaum muslimin agar kita beriman kepada malaikat. 
*======================*
تَنْبِيْهٌ
لَمْ يُطَالِِبْنَا الله بِأَنْ نَعْلَمَ مَاهِيَّةَ مَلاَئِكَةِ بَلْ اَمَرَنَا الله بِالإِيْمَانِ بِوُجُوْدِهِمْ وَقَدْ رَآهُمُ الأَنْبِيَاءُ فِى صُوْرَةٍ بَشَرِيَّةٍ وَغَيرِهَا (31) 

PERHATIAN

Oleh Allah kita dituntut untuk mengetahui hakekat Malaikat, kita hanya diperintahkan agar percaya akan adanya, adapun para Nabi, mereka pernah melihatnya dalam rupa manusia ataupun lain-lainnya (31).

31) عَنْ عُمَرَ رَضِىَاللهُ عَنْهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص م ذَاتَ يَوْمٍ اِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدٌ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدٌ سُوَادِ الشَّعَرِ لاَيُرَى عَلَيهِ اَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا اَحَدٌ. حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِىِّ ص م فَاَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَامُحَمَّدُ اَخْبِرنِى عَنِ الإِسْلاَمِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ص م: الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَأََنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ استَطَعْتَ إِلَيهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. الحَدِيثَ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ).


(31) “Dari Umar r.a. berkata : “Pada saat kami duduk pada suatu hari bersama Rasulullah s.a.w. datanglah seorang laki-laki putih bersih pakaiannya, hitam bersih rambutnya, tak terkesan padanya tanda orang yang sedang bepergian dan tiada seorang pun diantara kami yang mengenalnya, kemudian bersimpuh dihadapan Nabi dengan merapatkan kedua lututnya kepada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tanganya pada paha Nabi. Lalu ia berkata: “Hai Muhammad terangkanlah kepadaku tentang Islam”, Nabi menjawab “Islam ialah engkau mempersaksikan, tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan dan pergi haji bila engkau mampu melakukannya”. Kata orang itu: “Benar engkau….dan seterusnya. (diriwayatkan oleh Muslim).

عَنْ جَابِرِبْنِ عَبْدِاللهِ الاَنْصَارِىِّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ الوَحْىِ فَقَالَ فِى حَدِيْثِهِ: بَيْنَا أَنَا أَمْشِى إِذْ سَمِعْتُ صَوتًا مِنَ السَّمَاءِ فَرَفَعْتُ رَأْسِى فَإِذَا الْمَلَكُ الَّذِى جَاءَنِى بِحِرَاءَ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِىٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالاَرْضِ فَرُعِبْتُ مِنْهُ فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ زَمِّلُوْنِى. فَاَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ. قُمْ فَأَنْذِرْ. وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ. وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ. وَحَمِىَ الوَحْىَ وَتَتَابَعَ (البخارى).

“Dari Jabir bin Abdullah Anshari, dan dia menceritakan tentang periode wahyu, katanya: “sewaktu aku (Nabi) sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, maka aku mengangkatkan kepalaku. Tiba-tiba tampak Malaikat yang pernah datang di gua Hira’ dahulu duduk diatas kursi diantara langit dan bumi, maka takutlah aku dan kembali pulang, sesampai di rumah aku berkata: “Selimutilah aku, selimutilah aku”. Lalu Allah menurunkan ayat: Hai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatan. Agungkanlah tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah perbuatan dosa “Kemudian lancarlah dan beruntun turunannya wahyu.” (diriwayatkan oleh Bukhari).

وَكَمَا فَسَّرَهُ الشَّوكَانِىُّ فِى تَفْسِيْرِهِ قَوْلَهُ تَعَالَى: وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (النّجم: 13-14)


Dan sebagaimana yang ditafsirkan oleh Syaukani dalam tafsirnya mengenai firman Allah swt.: “Dan sesungguhnya Nabi telah melihat Malaikat Jibril pada kesempatan lain di sidratul Muntahaha”. (Najm:13-14).

وَقَدْ تَوَاتَرَ خَبَرُ ذَالِكِ وَلاَ يُمْكِنُنَا أَنْ نَصِفَ مَلاَئِكَةَ اِلاَّ بِمَا وَرَدَ عَنِ المَعْصُومِ صَلّى الله عَلَيهِ      وَسَلَّمَ بِنَقْلٍ صَحِيحٍ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ (مُدَثر

Tentang hal ini beritanya telah mutawattir (menyakinkan). Namun kita tidak boleh menggambarkan tentang Malaikat, kecuali dengan dasar keterangan dari Nabi s.a.w. yang sampai kepada kita dengan pemberitaan yang menyakinkan.” _*Dan tiada seorangpun yang mengetahui hakekat tentara (Malaikat) Tuhannmu selain Dia.”*_ (Surat Mudatstsir:31)

Disamping Perlunya kita juga menghindar kepada keyakinan keyakinan yang tidak berdasar tentang malaikat sebagaimana banyak beredar di tengah-tengah umat, tentu Semuanya perlu dikembalikan kepada Allah subhanahu wa taala dan rasulnya.