PENDAHULUAN
Firman Allah swt dalam surat al Baqarah 183 – 187
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183(
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa [Al-Baqarah 183 ]
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (184(
184. (yaitu) dalam beberapa
hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu Mengetahui.[al
Baqarah 184]
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ
مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ
مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ (185(
185. (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur [al Baqarah 185]
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا
لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (186(
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.[Al
Baqarah 186]
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ
الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا
عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ
مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ
وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (187(
187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur
dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah
Pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan
nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka
sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang Telah ditetapkan Allah
untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf[115] dalam mesjid.
Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
[al Baqarah 187)
[114] maksudnya memberi makan lebih dari seorang
miskin untuk satu hari.
[115] I'tikaf ialah berada dalam mesjid dengan niat
mendekatkan diri kepada Allah.
1. Bila kamu
menyaksikan datangnya bulan Ramadhan
Menilik ayat yang tersebut dalam pendahuluan (surat al Baqarah 185)
……..فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ…….
………Maka siapa diantaramu yang menyaksikan bulan, maka berpuasalah ………….
2. Dengan melihat bulan
حدثنا آدم حدثنا شعبة حدثنا محمد بن زياد
قال سمعت أبا هريرة رضي الله عنه يقول : قال النبي صلى الله عليه و سلم
أو قال قال
أبو القاسم صلى الله عليه و سلم ( صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين )
أبو القاسم صلى الله عليه و سلم ( صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين )
Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda : Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah (shalat hari raya) karena melihat hilal dan jika tertutup awan, maka sempurnakanlah bilangan sya’ban 30 hari. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, al Hakim, Thabrani, Ibnu Asakir, at Thayalisi, Syafi’i, Abu Ya’la
3. Atau persaksian orang yang
adil
أَخْبَرَنَا أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ ، حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ
، حَدَّثَنَا أَبُو الْبَخْتَرِيِّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شَاكِرٍ ، حَدَّثَنَا
الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْجُعْفِيُّ ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ
حَرْبٍ ، عَنْ عِكْرِمَةَ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : جَاءَ أَعْرَابِيُّ إِلَى
النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ : إِنِّي رَأَيْتُ الْهِلالَ يَعْنِي هِلالَ
رَمَضَانَ ، فَقَالَ : أَتَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ؟ قَالَ : نَعَمْ
، قَالَ : أَتَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ
: يَا بِلالُ ، أَذِّنْ فِي النَّاسِ أَنْ يَصُومُوا غَدًا
Dari Ibnu
Abbas dia berkata : Seorang Arab Baduwi datang kepada nabi saw dan
berkata : Saya telah melihal hilal (maksudnya hilal Ramadhan). Maka nabi
bertanya : Apakah kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan hanya Allah ?
Dia menjawab ya. Maka nabi bertanya : Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad itu
rasul Allah ? Dia menjawab ya. Maka nabi berkata : Hai Bilal umumkan kepada
manusia (orang banyak) supaya esok berpuasa.
HR Abu Daud, Turmizi, Baihaqi, Daruqutni, Ibnu Abi
Syaibah, Abdur Razaq, al Hakim, at Thabari, ad Darimi.
وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلَالَ ، فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي رَأَيْتُهُ ، فَصَامَ ، وَأَمَرَ النَّاسَ
بِصِيَامِهِ } . رَوَاهُ أَبُو دَاوُد ، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ وَابْنُ
حِبَّانَ .
Dari Ibnu
Umar ra kata nya : Orang-orang sama melihat bulan, lalu aku khabarkan
kepada Rasulullah saw bahwasanya aku melihatnya. Maka beliau berpuasa dan
menyuruh orang-orang berpuasa juga. HR Abu Daud dan
disahihkan oleh al Hakim dan Ibnu Hibban. Juga diriwayatkan olehThabrani,Daruqutni,
ad Darimi.
4. Atau dengan menyempurnakan bulan Sya’ban 30 (tiga puluh)
hari apabila ber awan
Berdasarkan
hadits diatas :
حدثنا آدم حدثنا
شعبة حدثنا محمد بن زياد قال سمعت أبا هريرة رضي الله عنه يقول : قال النبي
صلى الله عليه و سلم أو قال قال أبو القاسم صلى الله عليه و سلم ( صُومُوا لِرُؤيَـتِهِ
وَأَفْطِرُوا لِرُؤيَـتِهِ فَإِنْ غُبِيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ
ثَلاَثِيْنَ )
Dari Abu
Hurairah ra Rasulullah saw bersabda : Berpuasalah kamu karena melihat
hilal dan berbukalah (shalat hari raya) karena melihat hilal dan jika tertutup
awan, maka sempurnakanlah bilangan sya’ban 30 hari. HR
Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, al Hakim, Thabrani,
Ibnu Asakir, at Thayalisi, Syafi’i, Abu Ya’la
5. Atau dengan hisab
Berdasarkan
al Qur an surat Yunus ayat 5
هُوَ الَّذِي جَعَلَ
الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ
وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ
يَعْلَمُونَ (5
Artinya :
Dialah (Allah) yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, serta
menentukan beberapa manzilah (gugus), agar kamu mengerti bilangan tahun dan
perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan hal itu kecuali dengan alasan yang
benar, dia menjelaskan ayat-ayatnya kepada orang yang mengetahui.
Dan
berdasarkan hadits :
حَدَّثَنِى حَرْمَلَةُ
بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِى يُونُسُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ
حَدَّثَنِى سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ - رضى الله
عنهما - قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِذَا رَأَيْتُمُوهُ
فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا
لَهُ ».
Bahwa
Abdullah bin Umar ra berkata : Saya mendengar Rasulullah saw berkata :
Apabila kamu melihatnya (hilal bulan Ramadhan) maka berpuasalah, dan bila kelak
melihatnya (hilal bulan Syawal) maka berbukalah (ber hari rayalah). Dan jika
tertutup oleh awan, maka hitunglah (kira-kirakanlah
bulan itu.) HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Nasai,
Malik, Ibnu Abi Syaibah, Abdur Razak, at Thayalisi, Syafi’i, Ibnu Khuzaimah, ad
Darimi, Daruqutni, Baihaqi, al Hakim, Ibnu Hibban
أَخْبَرَنَا أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ هُوَ الشَّيْبَانِىُّ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شَاذَانَ الأَصَمُّ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ ح وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ : عَلِىُّ بْنُ مُحَمَّدٍ
الْمُقْرِئُ أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا يُوسُفُ
بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ
عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- :« إِنَّمَا الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ ، فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ
، وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ »
Dari Ibnu
Umar : Rasulullah saw bersabda : Bulan itu hanya 29 hari, maka janganlah
kamu berpuasa kecuali setelah melihat tanggal (hilal) dan kelak jangan kamu
berbuka (berhari raya) kecuali sesudah melihatnya (hilal). Dan jika tertutup
awan, maka hitunglah. HR Muslim,
Ahmad, Baihaqi, Ibnu Hibban, ad Darimi, dan Daruqutni.
6. Maka puasalah dengan
ikhlas niyatmu karena Tuhan Allah swt belaka.
Berdasarkan
firman Allah dalam surat al Bayyinah ayat 5 :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
Artinya : Dan tidaklah mereka diperintah,
kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan diri dalam beragama dengan
lurus. Surat al Bayyinah 5
7. Dan berniatlah puasa
sebelum fajar.
حَدَّثَنَا أَبُو
يَزِيدَ الْقَرَاطِيسِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بن عَبْدِ الْحَكَمِ، أنا اللَّيْثُ
بن سَعْدٍ، وَيَحْيَى بن أَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن أَبِي بَكْرٍ، عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ حَفْصَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلا صِيَامَ لَهُ.
Dari Hafsah
dari Nabi saw berkata : Siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka
tidak sah puasanya. HR Ahmad, Abu
Daud, Tirmizi, Nasai, Baihaqi, Thabrani, Ibnu Khuzaimah, As Sayuthi.
8. Kecuali bila kamu (wanita)
sedang datang bulan atau sedang nifas, maka
berbukalah dan gantilah puasa pada hari lainnya.
حَدَّثَنَا سَعِيدُ
بْنُ أَبِى مَرْيَمَ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ أَخْبَرَنِى
زَيْدٌ - هُوَ ابْنُ أَسْلَمَ - عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ
الْخُدْرِىِّ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فِى أَضْحًى - أَوْ
فِطْرٍ - إِلَى الْمُصَلَّى ، فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ « يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ
تَصَدَّقْنَ ، فَإِنِّى أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ » . فَقُلْنَ وَبِمَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ ، مَا
رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ
إِحْدَاكُنَّ » . قُلْنَ وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ « أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ » . قُلْنَ
بَلَى . قَالَ « فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا ، أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ
تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ » . قُلْنَ بَلَى . قَالَ « فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا »
Dari Abi
Said al Khudri dia berkata : Rasulullah saw keluar menuju (mushalla) lapangan
untuk shalat Idul Adha atau idul Fithri, dan beliau lewat didepan para wanita.
Nabi berkata : Wahai para wanita banyak lah bersedekah, karena saya melihat
banyak diantara kamu yang masuk neraka. Mereka (wanita) bertanya : Kenapa ya
Rasulullah ? Jawab nabi : Karena kamu banyak mengutuk dan mengingkari suami.
Saya melihat kekurangan akal dan agama yang menyebabkan perginya hati laki-laki
dari kamu. Mereka bertanya lagi : Apa kekurangan agama dan akal kami ya
Rasulullah ? Jawabnya : Bukankah kesaksian wanita hanya separo kesaksian
laki-laki ? Mereka menjawab : Benar. Maka itulah kekurangan akalnya. Dan
bukankah kalau wanita itu haid dia tidak shalat dan tidak puasa ? Mereka menjawab
: Benar. Maka itulah kekurangan agamanya.
HR Bukhari, Baihaqi, Ibnu Khuzaimah dan al Baghawi.
أَخْبَرَنَا أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ وَأَبُو
الْفَضْلِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمُزَكِّى وَاللَّفْظُ لأَبِى الْفَضْلِ قَالاَ حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ عَاصِمٍ الأَحْوَلِ عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ
: أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْ عَائِشَةَ : مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِى الصَّوْمَ وَلاَ
تَقْضِى الصَّلاَةَ؟ فَقَالَتْ لَهَا : أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ فَقَالَتْ : لَسْتُ
بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. فَقَالَتْ : كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فُنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ ، وَلاَ نُؤْمَرُ
بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.
Dari Mu’azah
al ‘Adawiyah : Bahwa seorang wanita bertanya kepada Aisyah, bagaimana
keadaan wanita haid yang meng qadha puasa dan tidak meng qadha shalat ? Aisyah
bertanya : Apakah engkau orang Haruriyah ? Wanita itu menjawab : Saya bukan
Haruriyah, tetapi saya hanya ingin bertanya. Aisyah menjawab : Waktu kami
kedatangan haid dimasa Rasulullah saw, maka kami diperintahkan mengqadha puasa
dan tidak diperintah meng qadha shalat.
HR Muslim, Abu Daud, Baihaqi, Abi Iwanah, Abdur Razak dan
Ishak bin Rahawaihi
9. Bila kamu sedang
menderita sakit atau bepergian, maka bolehlah kamu meninggalkan puasa kemudian
menggantinya pada hari yang lain, dengan berturut turut atau berpisah.
Berdasarkan surat al Baqarah 184 :
……..فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ
أُخَرَ……..
……Maka
barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain …
حَدَّثَنَا أَبُو
الْحُسَيْنِ عَبْدُ الْبَاقِى بْنُ قَانِعٍ الْقَاضِى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ مَنْصُورٍ الْفَقِيهُ أَبُو إِسْمَاعِيلَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ
قَالاَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- قَالَ فِى قَضَاءِ رَمَضَانَ « إِنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإِنْ شَاءَ تَابَعَ ». لَمْ
يُسْنِدْهُ غَيْرُ سُفْيَانَ بْنِ بِشْرٍ.
Dari Ibnu
Umar bahwa nabi saw mengatakan tentang mengqadha puasa Ramadhan. Jika dia
mau boleh terpisah-pisah dan boleh juga ber turut-turut. HR Daruqutni
10. Dan bila berpuasa itu
terasa terlalu berat bagimu karena tua mu
Berdasarkan
surat al Baqarah 184 :
…….وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ………
……Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin……
11. Atau sakit lama yang
tidak dapat diharapkan sembuhnya, maka boleh
berbuka,
tetapi ber fidyah dengan memberi makan kepada fakir miskin buat setiap
harinya satu mud * ( sekitar 0,5 liter)
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : { رُخِّصَ لِلشَّيْخِ الْكَبِيرِ أَنْ يُفْطِرَ
وَيُطْعِمَ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا ، وَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ } رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ
وَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَاهُ
Dari Ibnu
Abbas ra : Diberi keringanan bagi orang yang telah tua renta tidak
berpuasa, dengan ganti memberi makan kepada seorang miskin tiap harinya, serta
tidak usah diqadha.
HR
Daruqutni, al Hakim dan disahihkannya serta oleh Baihaqi.
حَدَّثَنِى إِسْحَاقُ
أَخْبَرَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ
دِينَارٍ عَنْ عَطَاءٍ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقْرَأُ ( وَعَلَى الَّذِينَ يُطَوَّقُونَهُ
فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ) . قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ لَيْسَتْ بِمَنْسُوخَةٍ ، هُوَ
الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ لاَ يَسْتَطِيعَانِ أَنْ يَصُومَا
، فَلْيُطْعِمَانِ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا
Dari Atha’ dia
mendengar Ibnu Abbas membaca ayat “wa alal lazina yuthiqunahu fidyatun tha’amu
miskin”. Maka Ibnu Abbas berkata : Ayat ini tidak mansukh, dia adalah untuk
orang tua laki-laki dan wanita yang renta yang tak kuat berpuasa, dan
masing-masing memberi makan kepada seorang miskin untuk ganti tiap-tiap harinya.
HR Bukhari,
Nasai, al Hakim, Daruqutni.
12. Begitu juga karena
mengandung atau menyusui.
أَخْبَرَنَا أَبُو
الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ الْقَطَّانُ بِبَغْدَادَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ سُفْيَانَ حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَوَادَةَ الْقُشَيْرِىُّ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَجُلٍ مِنْهُمْ : أَنَّهُ أَتَى النَّبِىَّ -صلى
الله عليه وسلم- وَالنَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَتَغَدَّى قَالَ فَقَالَ النَّبِىُّ
-صلى الله عليه وسلم- :« هَلُمَّ لِلْغَدَاءِ ». فَقُلْتُ : يَا نَبِىَّ اللَّهِ إِنِّى
صَائِمٌ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- :« إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ
الصَّوْمَ وَشَطْرَ الصَّلاَةِ ، وَعَنِ الْحُبْلَى وَالْمُرْضِعِ ».
Dari Anas
bin Malik: bahwasanya dia mendatangi Nabi saw dan nabi sedang makan siang.
Maka nabi berkata : mari makan. Saya menjawab : Saya puasa. Nabi berkata :
Sesungguhnya Allah swt membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang musafir,
serta membebaskan puasa dari orang hamil dan menyusui. HR
Ahmad, Nasai, Ibnu Majah, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim, Thabrani, Ibnu Khuzaimah,
Abi Nu’aim, at Thahawi, al Baghawi, Malik.
ولقول ابن عباس لأم
ولد له حبلى أنت بمنزلة الذي لا يطيق فعليك الفداء ولا قضاء رواه البزار وصححه الدارقطني
Dan
perkataan Ibnu Abbas kepada jariahnya yang hamil : Engkau termasuk orang
yang berat berpuasa, maka engkau hanya wajib berfidyah dan tidak usah mengganti
puasa. HR al Bazar dan
disahihkan oleh daruqutni. Juga diriwayatkan oleh Abdur Razak dan Ibnu Abi Hatim
وفي أخرى له : أُثبِتَتْ
لِلْحُبَلى والمُرضِعِ ، يعني الفِديَةَ والإفطارَ.
Dan pada
riwayat lain : Ditetapkan bagi orang hamil dan menyusui membayar fidyah
dan dia tidak berpuasa. HR Abu Daud.
YANG MEMBATALKAN PUASA
13. Bila telah nampak
fajar yang kedua (fajar shadiq) kepadamu, maka janganlah makan dan minum.
Berdasarkan surat al Baqarah 187 :
……وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ
مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ……(187)
Artinya :
…… dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar……
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ
وَيُوسُفُ بْنُ عِيسَى قَالاَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ أَبِى هِلاَلٍ عَنْ سَوَادَةَ
بْنِ حَنْظَلَةَ هُوَ الْقُشَيْرِىُّ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ يَمْنَعَنَّكُمْ مِنْ سُحُورِكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ
وَلاَ الْفَجْرُ الْمُسْتَطِيلُ وَلَكِنِ الْفَجْرُ الْمُسْتَطِيرُ فِى الأُفُقِ
». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ.
Dari
Samurah bin Jundub berkata Rasulullah saw : Janganlah menghalangi kamu
dari makan sahur azan Bilal dan fajar yang tegak (fajar kazib), tetapi yang
menghalangi ialah fajar yang membentang (fajar shadiq).
HR Muslim, Ahmad, Tirmizi, As
Sayuthi dan al Baghawi
14. Dan jangan pula
mengumpuli istrimu. Bila kamu mengumpulinya(bersetubuh), maka berkifaratlah
dengan memerdekakanbudak sahaya. Bila tidak dapat, maka berpuasalah dua bulan
ber turut-turut. Bila tidak dapat juga, maka beri makanlah enam puluh (60)
orang miskin, tiap-tiap orang satu mud, dan berpuasalah sehari untuk ganti
puasa yang batal.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : { جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : هَلَكْت يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ : وَمَا أَهْلَكَك
؟ قَالَ : وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِي فِي رَمَضَانَ . فَقَالَ : هَلْ تَجِدُ
مَا تُعْتِقُ رَقَبَةً ؟ قَالَ : لَا .
قَالَ : فَهَلْ تَسْتَطِيعُ
أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ ؟ قَالَ : لَا . قَالَ : فَهَلْ تَجِدُ
مَا تُطْعِمُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ؟ قَالَ : لَا ، ثُمَّ جَلَسَ ، فَأُتِيَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهِ تَمْرٌ . فَقَالَ : تَصَدَّقْ
بِهَذَا ! فَقَالَ أَعَلَى أَفْقَرَ مِنَّا ؟ فَمَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا أَهْلُ
بَيْتٍ أَحْوَجُ إلَيْهِ مِنَّا ، فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ . ثُمَّ قَالَ : اذْهَبْ فَأَطْعِمْهُ أَهْلَكَ }
رَوَاهُ السَّبْعَةُ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
Dari Abu
Hurairah ra dia berkata : Seorang laki-laki datang kepada nabi saw dan
berkata : Wahai Rasulullah, celaka aku. Rasul berkata : Apa yang mencelakakanmu
? Jawab laki-laki : Saya bersetubuh dengan isteri saya dalam bulan Ramadhan.
Rasul berkata : Apakah engkau bisa memerdekaan budak ? Jawab laki-laki : Tidak.
Rasul berkata : Apakah engkau sanggup puasa 2 (dua) bulan berturut-turut
? Jawab laki-laki : Tidak. Rasul berkata : Apakah engkau bisa memberi
makan 60 orang miskin ? Jawab laki-laki : Tidak. Kemudian laki-laki itu duduk.
Maka kebetulan nabi diberikan orang sekeranjang kurma. Nabi berkata :
Bersedekahlah dengan ini (kurma). Laki-laki itu berkata : Apakah kepada orang
yang paling miskin ? Maka diantara dua bukit hitam ini tidak ada keluarga yang
lebih membutuhkan dari kami. Maka nabi saw tertawa sehingga nampak giginya,
kemudian berkata : Pergilah, dan beri makanlah keluargamu. HR
Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah,
Baihaqi, Abdur Razak, al Baghawi, al Humaidi.
حَدَّثَنَا مُوسَى
بن هَارُونَ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بن رَاهَوَيْهِ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بن مُسْلِمٍ،
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ، عَنْ يَحْيَى بن أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ سَلْمَانَ
بن صَخْرٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهُ مِكْتَلا
فِيهِ خَمْسَةَ عَشَرَ صَاعًا، فَقَالَ:"أَطْعِمْهُ سِتِّينَ مِسْكِينًا، لِكُلِّ
مِسْكِينٍ مُدٌّ".
Dari Salman
bin Shakhar bahwa Rasulullah saw memberikan kepadanya satu keranjang didalam
nya 15 sha’, dan rasul berkata : Beri makanlah untuk 60 orang miskin,
setiap orang miskin satu mud. HR
Thabrani
ORANG YANG BERKEWAJIBAN QADHA
15.
Bila kamu
melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti yang tersebut diatas, maka
gantilah pada hari lainnya
Mengambil arti dari hadits :
فِي الصَّحِيحَيْنِ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَة قَالَ : قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: " مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِم فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمه , فَإِنَّمَا
أَطْعَمَهُ اللَّه وَسَقَاهُ " وَعِنْد الْبُخَارِيّ " فَأَكَلَ وَشَرِبَ
" وَرَوَى الدَّارَقُطْنِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِذَا أَكَلَ الصَّائِم نَاسِيًا , أَوْ شَرِبَ نَاسِيًا
, فَإِنَّمَا هُوَ رِزْق اللَّه سَاقَهُ اللَّه إِلَيْهِ , وَلَا قَضَاء عَلَيْهِ
" , هَذَا إِسْنَاد صَحِيح وَكُلّهمْ ثِقَات
Dalam shahih
Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah ra berkata rasulullah saw : Siapa
yang lupa dan dia dalam keadaan puasa, maka dia makan atau minum, maka
hendaklah dia menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah memberinya
makan atau minum. Dan dalam riwayat Daruqutni : Apabila orang yang puasa itu
makan karena lupa atau minum karena lupa, maka itu adalah rezeki dari Allah dan
diberi minum oleh Allah, dan dia tidak perlu mengqadha atasnya.
Sanadnya
shahih dan semuanya bisa dipercaya.
Artinya
kalau makan dan minum bukan karena lupa, maka wajib qadha.
16. Kecuali bila kamu
kelupaan
Berdasarkan
hadits yang diatas tadi :
وَرَوَى الدَّارَقُطْنِيُّ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِذَا
أَكَلَ الصَّائِم نَاسِيًا , أَوْ شَرِبَ نَاسِيًا , فَإِنَّمَا هُوَ رِزْق اللَّه
سَاقَهُ اللَّه إِلَيْهِ , وَلَا قَضَاء عَلَيْهِ " , هَذَا إِسْنَاد صَحِيح وَكُلّهمْ
ثِقَات
Dan dalam
riwayat Daruqutni : Apabila orang yang puasa itu makan karena lupa atau
minum karena lupa, maka itu adalah rezeki dari Allah dan diberi minum oleh
Allah, dan dia tidak perlu mengqadha atasnya.
Sanadnya
shahih dan semuanya bisa dipercaya.
17. Apabila ada diantara
orang yang sedang dalam perwalianmu mati sedang ia berhutang puasa, maka
puasalah untuknya.
وَقَدْ أَخْبَرَنَا
أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ ، فِي آخَرِينَ قَالُوا : حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ
مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّاغَانِيُّ ،
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ طَارِقٍ ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ
، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ ، عَنْ
عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ ، عَنْ عَائِشَةَ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ ص م
قَالَ : مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ
Dari Aisyah
bahwa Rasulullah saw berkata : Siapa yang meninggal, padahal dia
berhutang puasa, maka walinya berpuasa untuknya. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasai, Daruqutni,
Baihaqi, Abi Iwanah, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah.
وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ
بْنُ مَنْصُورٍ وَابْنُ أَبِى خَلَفٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ جَمِيعًا عَنْ زَكَرِيَّاءَ
بْنِ عَدِىٍّ - قَالَ عَبْدٌ حَدَّثَنِى زَكَرِيَّاءُ بْنُ عَدِىٍّ - أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِى أُنَيْسَةَ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ
عُتَيْبَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - قَالَ
جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَتْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ أُمِّى مَاتَتْ وَعَلَيْهَا صَوْمُ نَذْرٍ أَفَأَصُومُ عَنْهَا قَالَ
« أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ فَقَضَيْتِيهِ أَكَانَ يُؤَدِّى ذَلِكِ
عَنْهَا ». قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ « فَصُومِى عَنْ أُمِّكِ ».
Dari Ibnu
Abbas : Telah datang seorang wanita kepada rasulullah saw dan berkata :
Ya Rasulullah sungguh ibuku telah meninggal dunia dan dia berhutang puasa
nazar. Apakah saya berpuasa menggantikannya? Jawab rasul : bagaimana pendapatmu
bila ibumu berhutang, apakah kamu membayarnya ? Apakah itu dapat melunasi
hutangnya ? Jawab wanita : ya. Nabi berkata : Puasalah untuk ibumu. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, Baihaqi, Thabrani,
Abi Iwanah, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Asakir, Abdur Razak, Dauqutni, al
Baghawi.
PANTANGAN
ORANG YANG PUASA
18. Tinggalkan perkataan
dan perbuatan dusta, pandir dan jahil.
حَدَّثَنَا آدَمُ
بْنُ أَبِى إِيَاسٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِى ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِىُّ
عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
- صلى الله عليه وسلم - « مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ
لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Dari Abi
Hurairah ra berkata Rasulullah saw : Siapa yang tidak suka menghentikan
perkataan dan perbuatan dusta dan menjauhi perbuatan pandir , maka bagi Allah
tiada gunanya ia meninggalkan makan dan minum. HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Baihaqi,
Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, as Sayuthi, al Baghawi.
19. Dan janganlah berkata
kotor dan berbuat gaduh. Bila kamu diajak berbantah, maka katakanlah :
Saya sedang berpuasa !
وَحَدَّثَنِى مُحَمَّدُ
بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِى
عَطَاءٌ عَنْ أَبِى صَالِحٍ الزَّيَّاتِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ - رضى الله
عنه - يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ
وَلاَ يَسْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ.
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا
إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ »
Dari Abu
Hurairah berkata Rasulullah saw : Allah swt berfirman : Setiap amal anak
Adam adalah untuknya, kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untukku
dan aku yang akan membalasnya, dan puasa itu perisai, maka bila hari puasa
seseorang dari padamu, maka janganlah berkata kotor pada hari itu dan jangan
berkata gaduh. Dan bila ada yang mengajak berbantah atau bermusuhan hendaklah
dia berkata :”Saya sedang berpuasa”. Dan demi yang jiwa Muhammad ditangannya
(demi Allah), sungguh bau mulut orang yang puasa itu lebih wangi disisi Allah
dihari kiamat dari wanginya kesturi. Bagi orang yang puasa itu 2(dua)
kegembiraan, yaitu ketika gembira ketika berbuka dan gembira bertemu
dengan Tuhannya. HR Bukhari, Muslim
dan lainnya.
20. Dan
jangan pula keras-keras berkumur dan menghisap air kehidung.
حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بن مُحَمَّدِ بن سَعِيدِ بن أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن يُوسُفَ
الْفِرْيَابِيُّ ح، وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بن عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ،
قَالا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي هَاشِمٍ، عَنْ عَاصِمِ بن لَقِيطِ بن صَبِرَةَ،
عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:"أَسْبِغِ
الْوُضُوءَ، وَخَلِّلِ الأَصَابِعَ، وَإِذَا اسْتَنْشَقْتَ فَبَالِغْ إِلا أَنْ تَكُونَ
صَائِمًا"، وَلَفْظُهُمَا وَاحِدٌ.
Artinya :
Dari Ashim bin Laqith bin Shabirah dari ayahnya dia berkata : Saya mendatangi
Nabi saw, maka beliau berkata : Sempurnakanlah wudhuk, dan
silang-silangilah jari-jari, dan bila engkau menghirup air, maka
sempurnakanlah, kecuali jika engkau puasa.
HR Nasai, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, Abdur Razak, al
Hakim dan Thabrani
Hadits
itu menjelaskan bahwa dalam keadaan berpuasa, janganlah berkumur-kumur
dan mengirup air dengan berlebihan.
إذا توضأتَ فأبلغْ
فى المضمضةِ والاستنشاقِ ما لم تكنْ صائما
(أبو بشر الدولابى فيما جمع من حديث الثورى
عن عاصم بن لقيط عن أبيه)
Artinya : Apabila
engkau berwudhuk, maka sempurnakanlah dalam berkumur dan menghisap air selama
engkau tidak berpuasa. HR Ad Daulabi dan dishahihkan oleh ibnul Qathtan.
21. Dan janganlah
mencium isterimu, bila kamu tidak kuat menahan nafsu
وَعَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَلَكِنَّهُ
أَمْلَكُكُمْ لِإِرْبِهِ
Dari Aisyah
ra dia berkata : Rasulullah saw pernah mencium (saya) sedang beliau
berpuasa dan bersentuhan sedang beliau berpuasa juga, tetapi beliau kuat
menahan nafsunya. HR Muslim, Ahmad,
Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, Abdur Razak, Thabrani,
Abi Iwanah, Ibnu Hibban, Malik, Daruqutni, Ibnu Asakir.
22. Tidak mengapa kamu
menggosok gigi.
عَنْ عَامِرِ بْنِ
رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - يَسْتَاكُ ، وَهُوَ صَائِمٌ
مَا لاَ أُحْصِى أَوْ أَعُد
Dari Amir
bin Rabi’ah dia berkata : Saya melihat nabi saw menggosok gigi yang tidak
dapat kubilang atau kuhitung sedang beliau berpuasa. HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Abdur Razak, Ibnu Abi Syaibah,
at Thayalisi, al Humaidi, Abu Ya’la, Daruqutni, Baihaqi, al Bazar, Ibnu
Khuzaimah.
23. Dan (boleh) mandi
karena kepanasan
قَالَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ قَالَ أَخْبَرَنَا
مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ سُمَىٍّ عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
الْحَارِثِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَ فِى سَفَرٍ عَامَ الفَتْحِ وَأَمَرَ أَصْحَابَهُ
بِالإِفْطَارِ وَقَالَ « إِنَّكُمْ تَلْقَوْنَ عَدُوًّا لَكُمْ فَتَقَوَّوْا ». فَقِيلَ
َيا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ النَّاسَ قَدْ صَامُوا لِصِيَامِكَ فَلَمَّا أَتَى الْكَدِيدَ
أَفْطَرَ. قَالَ الَّذِى حَدَّثَنِى َلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- يَصُبُّ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهِ مِنَ الْحَرِّ وَهُوَ صَائِمٌ
Dari Abu
Bakar bin Abdur Rahman bin Harits dari seorang sahabat Nabi saw bahwa
Rasulullah saw berpuasa dalam safar (perjalanan) pada hari penaklukan kota
Mekkah (fathu Makkah) dan menyuruh sahabatnya berbuka dan nabi berkata : Kamu
akan menemui musuhmu, maka kamu harus kuat. Maka ada yang berkata : Ya
Rasulullah sesungguhnya manusia tetap berpuasa karena engkau berpuasa, maka
tatkala sampai di kadid dia berbuka. Berkata yang berkata kepadaku tadi : Saya
melihat Rasulullah saw menuangkan air diatas kepalanya karena panas, pada hal
dia sedang puasa. HR
Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Abdur Razak, Thabrani, Malik
24. Bila kamu akan
berpuasa, maka sahurlah
أنس بن مالك - رضي
الله عنه - : أن النبيَّ -صلى الله عليه وسلم- قال: «تَسَحَّرُوا،
فإِنَّ فِي السَّحُورِ بركة ». أخرجه البخاري، ومسلم ، والترمذي ، والنسائي.
Dari Anas
bin Malik ra bahwa nabi saw berkata : Makan sahurlah kamu, karena pada
makan sahur itu ada berkahnya. HR Bukhari,
Muslim, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Turmizi, Nasai, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi,
Abdur Razak, Thabrani, Abi Iwanah, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, al
Qudha’i, ad Darimi, al Bazar.
25. Dan
akhirkanlah waktunya (waktu sahur).
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ سَعِيدٍ عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ
ح وَيَزِيدُ قَالَ أَنْبَأَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ
ثَابِتٍ ح وَوَكِيعٌ حَدَّثَنَا الدَّسْتَوَائِيُّ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ
زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَخَرَجْنَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَقُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا
قَالَ قَدْرُ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً
Dari Zaid
bin Tsabit bia berkata : Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah saw
dan kemudian kami keluar menuju mesjid dan shalat ditegakkan. Saya bertanya
berapa jarak diantara keduanya ? Dia menjawab : Se ukuran seseorang membaca 50
ayat al Qur an.
HR Bukhari, Ahmad, Nasai,
Baihaqi, Abi Iwanah, Abu Ya’la, Ibnu Hibban.
26. Bila terbenam matahari, maka
cepat-cepatlah berbuka.
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بن عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي
حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بن سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"لا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ"
.
Dari Sahal
bin Saad as Sa’idi bahwa Rasulullah saw berkata : Manusia senantiasa
dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.
HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, al
Baghawi, ad Darimi, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, Abdur Razaq, Thabrani, Abi Iwanah,
Abi Ya’la, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Syafi’I, as Sayuthi, Malik.
27. Dengan
makan kurma, dan bila tidak ada minumlah air
حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَاصِمٍ الأَحْوَلِ
عَنْ حَفْصَةَ عَنِ الرَّبَابِ أُمِّ الرَّائِحِ بِنْتِ صُلَيْعٍ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ
عَامِرٍ الضَّبِّىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا أَفْطَرَ
أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِن لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ
فَإِنَّهُ طَهُورٌ »
Dari Salman
bin Amir ad Dhabbi berkata Rasulullah saw : Apabila salah seorang kamu
mau berbuka, maka berbukalah dengan kurma, dan jika tidak ada berbukalah dengan
air karena air itu suci. HR
Ahmad, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, al Humaidi, Ibnu Hibban,
ad Darimi, al Baghawi, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Khuzaimah, as Sayuthi.
28. Dan berdo’alah sesudah
itu
حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى أَبُو مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ الْحَسَنِ
أَخْبَرَنِى الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ - يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ
- الْمُقَفَّعُ - قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ
مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا
أَفْطَرَ قَالَ « ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ
شَاءَ اللَّهُ ».
Dari Marwan
bin Salim al Muqaffa’ dia berkata : Saya melihat Ibnu Umar memegang
jenggotnya dan memotong yang berlebih dari pegangannya, dan berkata :
Rasulullah saw apabila berbuka dia berdo’a : Telah hilang dahaga dan telah
basah kerongkongan dan insya Allah akan didapatkan pahala dari Allah
swt. HR Abu Daud, Nasai,
Baihaqi, al Hakim, Daruqutni, al Baghawi.
AMAL-AMAL
YANG UTAMA
29. Bila
sudah masuk bulan Ramadhan, maka perbanyaklah sedekah danmenderas al Qur an
أَخْبَرَنَا أَبُو
عُثْمَانَ الضَّبِّيُّ ، أَنْبَأَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ الْجَرَّاحِيُّ ، أَخْبَرَنَا
أَبُو الْعَبَّاسِ الْمَحْبُوبِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو عِيسَى ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ إِسْمَاعِيلَ ، أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ ، أَخْبَرَنَا صَدَقَةُ
بْنُ مُوسَى ، عَنْ ثَابِتٍ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ ؟ قَالَ : شَعْبانُ
لِتَعْظيمِ رَمَضَانَ ، قِيلَ : فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : صَدَقَةٌ فِي
رَمَضَانَ
Dari Anas
dia berkata : Ditanya orang nabi saw : Puasa apa yang paling afdhal sesudah
Ramadhan? Nabi berkata : Puasa Sya’ban untuk membesarkan Ramadhan. Ditanya lagi
: Sedekah apa yang paling afdhal ? Dia menjawab : Sedekah di bulan Ramadhan.
HR Tirmizi, Baihaqi, As Sayuthi
dan al Baghawi
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ
قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنِ الزُّهْرِىِّ ح وَحَدَّثَنَا
بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ
وَمَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِىِّ نَحْوَهُ قَالَ أَخْبَرَنِى عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدَ
النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ
، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ،
فَلَرَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Dari Ibnu
Abbas dia berkata : Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah, dan dia
paling pemurah di bulan Ramadhan, yaitu pada waktu dia berjumpa dengan Jibril.
Jibril itu bertemu dengan nabi setiap Ramadhan maka dia berdarus al Qur an
dengan nabi. Maka pada waktu itu rasulullah saw lebih pemurah dibandingkan
angin yang berhembus. HR Bukhari, Muslim,
Ahmad, Nasai, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Ibnu
Khuzaimah, al Baghawi, Ibnu Asakir, at Thabari.
30. Dan
shalat Tarawehlah (shalat malam) sebelas rak’at.
وَأَخْبَرَنَا أَبُو
الْحُسَيْنِ : عَلِىُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بِشْرَانَ الْعَدْلُ
بِبَغْدَادَ حَدَّثَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ : عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَلِىِّ بْنِ مُكْرَمٍ
حَدَّثَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ : عُبَيْدُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ أَخْبَرَنِى عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ
-صلى الله عليه وسلم- أَخْبَرَتْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ
لَيْلَةً مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ يُصَلِّى فِى الْمَسْجِدِ ، فَصَلَّى رِجَالٌ يُصَلُّونَ
بِصَلاَتِهِ ، فَأَصْبَحَ النَّاسُ فَتَحَدَّثُوا بِذَلِكَ ، فَاجْتَمَعَ أَكْثَرُ
مِنْهُمْ ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّيْلَةَ الثَّانِيَةَ
، فَصَلَّى فَصَلَّوْا مَعَهُ ، فَأَصْبَحَ النَّاسُ فَتَحَدَّثُوا بِذَلِكَ ، فَكَثُرَ
أَهْلُ الْمَسْجِدِ مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- فَصَلَّوْا بِصَلاَتِهِ ، فَلَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الرَّابِعَةُ
عَجَزَ الْمَسْجِدُ عَنْ أَهْلِهِ ، فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- فَطَفِقَ رِجَالٌ مِنْهُمْ يَقُولُونَ الصَّلاَةُ ، فَلَمْ يَخْرُجْ
إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَتَّى خَرَجَ لِصَلاَةِ الصُّبْحِ
، فَلَمَّا قَضَى صَلاَةَ الْفَجْرِ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَتَشَهَّدَ ، ثُمَّ قَالَ
:« أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَىَّ شَأْنُكُمُ اللَّيْلَةَ ، وَلَكِنِّى
خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ فَتَعْجِزُوا عَنْهَا ». وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- يُرَغِّبُهُمْ فِى قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ
بِعَزِيمَةِ أَمْرٍ فِيهِ فَيَقُولُ :« مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ». فَتُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- وَالأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ ، ثُمَّ كَانَ الأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ خِلاَفَةَ
أَبِى بَكْرٍ وَصَدْرًا مِنْ خِلاَفَةِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا.
Dari Urwah
Bin Zuber bahwa Aisyah isteri nabi saw mengabarkan kepadanya nya bahwa
Rasulullah saw keluar pada suatu malam shalat di mesjid, maka beberapa
laki-laki ikut shalat bersamanya. Pagi besoknya manusia membicarakan hal itu,
maka mereka berkumpul lebih banyak. Maka Rasulullah saw keluar pada malam
kedua, beliau shalat dan manusia shalat bersamanya. Pagi besoknya manusia membicarakan
hal itu, maka banyak penghuni mesjid pada malam ketiga. Maka Rasulullah saw
keluar , beliau shalat dan manusia shalat bersamanya. Tatkala malam ke empat
penuh mesjid dengan penghuninya, Rasulullah tidak keluar . Maka beberapa orang
bertepuk dan mengatakan “shalat”. Dan rasul tidak keluar sampai shalat shalat
shubuh. Tatkala selesai shalat fajar nabi menghadap kepada manusia dan beliau
bertasyahhud, kemudian berkata : Amma bakdu keadaan kamu tadi malam tidak
tersembunyi dari saya (saya mengetahuinya), tetapi saya takut nanti shalat
tarawih itu akan difardhukan kepada kamu, dan kamu tidak sanggup. Adalah
rasulullah saw memotivasi mereka dalam melakukan qiyamu Ramadhan tanpa menyuruh
mereka dengan keras. Dan nabi bersabda : Siapa yang menegakkan Ramadhan
(melakukan qiyamu ramadhan) dengan iman dan ikhlas diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu. Maka kemudian rasul wafat dan keadaannya tetap seperti itu.
Kemudian dibiasakan berjamaah dimasa pemerintahan khalifah Abi Bakar dan di
awal pemerintahan khalifah Umar bin Khattab.
HR Baihaqi, Ibnu Hibban dan Ibnu
Khuzaimah.
Hadits
diatas tidak dalam HPT (dimuat
untuk sekedar menambah pemahaman.)
وَحَدَّثَنَا عَبْدُ
بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِىِّ
عَنْ أَبِى سَلَمَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- يُرَغِّبُ فِى قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ
فَيَقُولُ « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ ». فَتُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَالأَمْرُ عَلَى
ذَلِكَ ثُمَّ كَانَ الأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ فِى خِلاَفَةِ أَبِى بَكْرٍ وَصَدْرًا مِنْ
خِلاَفَةِ عُمَرَ عَلَى ذَلِكَ.
Dari Abu
Hurairah dia berkata : Adalah rasulullah saw memotivasi mereka dalam
melakukan qiyamu Ramadhan tanpa menyuruh mereka dengan keras. Dan nabi bersabda
: Siapa yang menegakkan Ramadhan (melakukan qiyamu ramadhan) dengan iman dan
ikhlas diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Maka kemudian rasul wafat dan
keadaannya tetap seperti itu. Kemudian dibiasakan berjamaah dimasa pemerintahan
khalifah Abi Bakar dan di awal pemerintahan khalifah Umar bin Khattab.
HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Turmizi,
Nasai, Malik, Ibnu Asakir, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, al Bghawi, Ibnu Hibban,
Thabrani, Abi Iwanah, al Fakihi.
الاحتساب والحسبة
: طَلَب وجْه اللّه وثوابه. بالأعمال الصالحة، وعند المكروهات هو البِدَارُ إلى
طَلَب الأجْر وتحصيله بالتَّسْليم والصَّبر، أو باستعمال أنواع البِرّ والقِيام بها
على الوجْه المرْسُوم فيها طَلَباً للثَّواب المرْجُوّ منها
Arti Ihtisab
mencari wajah/keridhaan Allah dan mencari pahalanya dengan amal shaleh, dan
menghadapi yang sulit (yang tak disenangi) dgn bersegera kepada mencari pahala,
dan menghasilkan pahala dengan selamat dan sabar, atau mempergunakan ber
macam-macam kebaikan dan melakukannya dengan wajah yang jernih karena mencari
pahala dan mengharapkannya.
Dan hadits Aisyah (empat-empat rak’at)
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِى سَعِيدٍ الْمَقْبُرِىِّ
عَنْ أَبِى سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ كَيْفَ كَانَتْ
صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى
عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ
ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى
ثَلاَثًا فَقَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ
تُوتِرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَىَّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِى ».
Dari Abi
Salamah bin Abdur Rahman bahwa dia bertanya kepada Aisyah bagaimana tata cara
shalat malam rasulullah di bulan Ramadhan ? Beliau menjawab : Rasulullah tidak pernah
menambah shalatnya melebihi 11 (sebelas) rak’at, dia shalat empat
rak’at maka jangan tanya bagaimana baik dan panjangnya, kemudia
dia shalat
empat rak’at (lagi) maka jangan tanya bagaimana baik dan panjangnya.
Kemudian beliau shalat 3 rak’at . Maka
Aisyah berkata : Saya bertanya ya rasulullah apakah engkau tidur sebelum witir
? Beliau menjawab : Hai Aisyah mata saya tidur, tapi hati saya tidak tidur.
HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud,
Tirmizi, Nasai, Ibnu Hibban, Malik, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Abi Iwanah, at
Thahawi, Abdur Razak
Hadits dari Ibnu Umar (dua-dua
rak’at)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بن مُحَمَّدٍ الْجُمَحِيُّ الْمِصِّيصِيُّ ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بن إِبْرَاهِيمَ
الْحُنَيْنِيُّ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن عُمَرَ الْعُمَرِيُّ ، عَنْ نَافِعٍ
، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: صَلاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى
Dari Ibnu
Umar dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Shalat malam dan shalat shalat
siang itu dua-dua rak’at. HR
Ahmad, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi,
Daruqutni, Abdur Razak, Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, as Sayuthi,
Malik, ad Darimi.
31. Dan ber
I’tikaflah pada sepuluh hari yang akhir
حَدَّثَنَا أَبُو
النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عَمْرَةَ عَنْ
عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَعْتَكِفُ
فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ، فَكُنْتُ أَضْرِبُ لَهُ خِبَاءً فَيُصَلِّى
الصُّبْحَ ثُمَّ يَدْخُلُهُ ، فَاسْتَأْذَنَتْ حَفْصَةُ عَائِشَةَ أَنْ تَضْرِبَ خِبَاءً
فَأَذِنَتْ لَهَا ، فَضَرَبَتْ خِبَاءً ، فَلَمَّا رَأَتْهُ زَيْنَبُ ابْنَةُ جَحْشٍ
ضَرَبَتْ خِبَاءً آخَرَ ، فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - رَأَى
الأَخْبِيَةَ فَقَالَ « مَا هَذَا » . فَأُخْبِرَ فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه
وسلم - « آلْبِرُّ تُرَوْنَ بِهِنَّ » . فَتَرَكَ الاِعْتِكَافَ ذَلِكَ الشَّهْرَ ،
ثُمَّ اعْتَكَفَ عَشْرًا مِنْ شَوَّال
Dari Aisyah
dia berkata : Nabi saw ber I’tikaf pada 10 hari yang akhir dari bulan
Ramadhan. Maka saya buatkan untuknya kemah, maka beliau shalat shalat
shubuh dan masuk ke kemah itu. Maka Hafsah minta izin kepada Aisyah membuat
kemah, maka di izinkannya, maka diapun membuat kemah. Maka ketika dilihat oleh
Zainab binti Jahasy dia membuat kemah yang lain. Maka pada pagi itu nabi saw
melihat beberapa kemah, dan berkata : Apa ini ? Maka dikabarkan orang kepada nabi,
dan beliau berkata : Apakah kamu melihat kebaikan dengan mereka? Maka beliau
meninggalkan iktikaf dibulan itu, kemudian ber iktikaf sepuluh hari di
bulan Syawal.
HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu
Daud, Tirmizi, Nasai, al Hakim, Abi Iwanah, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, at
Thahawi, Baihaqi, Daruqutni, al Baghawi.